Lupa, anugrah atau bencana?

01/04/09 16:12

Siapa di dunia tidak pernah mengalami lupa? Setiap manusia pasti pernah lupa. Allah SWT telah memberi manusia sifat lupa.

Bagaimana kita menanggapinya? Patutkah kita bersyukur atau sebaliknya?
Setiap ciptaan tuhan pasti ada hikmahnya, demikian juga dengan sifat lupa. Bayangkan jika seandainya kita tidak dapat lupa atau selalu ingat. Pastinya kita akan banyak terbebani oleh pengalaman atau kisah-kisah masa lalu.

Tetapi lupa ada batasnya, jangan sampai kita melupakan sang pencipta Allah yang maha esa. Oleh karena itu kita diwajibkan sholat 5 waktu dalam sehari, salah satunya untuk menjaga agar kita tetap ingat kepada Allah SWT.

Menurut penelitian lupa dimana (lupa lagi :D), bahwa manusia menggunakan sebagian waktunya untuk mencari (kurang lebih 30%). Hal ini ternyata telah terbukti pada diri saya sendiri. Sering saya lupa naruh sesuatu (misal: kacamata). waktu saya pun banyak terpakai untuk mencari. Kadang waktu terbuang hanya untuk mencari obeng yang lupa nyimpan dimana, dsb.

Bahkan saat ini, kalau kita pakai internet, kita sampai menggunakan mesin pencari misal: google, untuk mencari artikel yang pernah kita baca. Hal ini karena otak kita tidak dirancang untuk mampu menampung seluruh apa yang kita lihat dan lakukan.

Nah, sekarang kembali ke topik. Lupa, apakah anugrah atau bencana? Kita bisa menjawab dari dua sisi. seperti halnya bencana itu sendiri, apakah cobaan atau adzab?

Jika kita melihat lupa bagian dari ketetapan Allah, kita bisa menganggap sebagai anugrah. Tetapi jika lupa merupakan bagian dari penyakit itu adalah bencana.

Bagaimana menurut anda?

dikirim oleh: M. Zudha Ghofur

Artikel Terkait

Ingin ini itu
Investasi pada tempat tidur
Budaya PNS, tak bisa berubah?

Komentar

    

Tentangku

Istri dan anakkuHidup sejenak dari M. Zudha Ghofur, Ayah dari Abhan dan Suami dari Netti. Bekerja di PPTIK UGM. Berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi siapa saja

Kiriman Terakhir

Komentar Terbaru

Kategori

Sekitarku

Feed

XML